MEMORI KISAH MASA KECILKU 4
BAB 3 Part 2
Setelah acara pensi selesai, kami semua kembali ke lahan kemah kami masing-masing untuk istirahat, karena malamnya akan ada acara pensi lagi. Nah, bedanya disini kita bisa menyanyi-nyanyi sesuka hati di atas panggung. Acara ini diperkirakan dimulai jam 8 malam sampai jam 1 malam. Sebelumnya acara dibuka dengan api unggun, jam 6 sore. Lalu kami diberi makanan. Makanan itu adalah nasi goreng. Saat memakannya, banyak dari teman-teman saya yang muntah. Ya, saya juga mual. Nasinya keras dan tampak asal menggorengnya, sehingga kecapnya tidak merata. Bakso dan sosisnya masih keras dan hambar. Namun saya tetap memakannya karena saya lapar, walaupun tidak habis karena sisanya hanya nasi keras. Banyak sekali sisa nasi goreng di tempat sampah. Kami semua menyebutnya nasi goreng basi.
Setelah kejadian makan yang menjijikan itu, saya dan teman-teman saya masuk ke dalam tenda untuk beristirahat. Rasanya badan saya pegal sekali. Saya melihat-lihat hutan dari dalam tenda sambil memakan makanan ringan yang saya bawa dari rumah. Tas saya berisi penuh dengan baju-baju dan bungkusan makanan ringan. Beberapa teman saya ada yang tidur, ada juga yang nekat memainkan hp, padahal sudah dilarang membawa hp saat kemah. Saya memutuskan untuk mandi dulu sebelum kamar mandi penuh. Tetapi ternyata dugaan saya salah. Bahkan jam 3 sore saja kamar mandi sudah mulai sesak. Untunglah tidak separah sebelumnya. Tetapi hewan-hewan yang menemani acara mandi saya sebelumnya masih tetap setia menemani saya. Ketika saya keluar dari kamar mandi, diluar sudah mulai banyak orang. Saya kembali ke tenda. Saat saya dalam perjalanan ke tenda, saya merasakan ada lendir di lengan saya. Saya melihat ada ulat. Saya sangat kaget saat itu. Saya langsung menyingkirkan ulat itu dan kabur ke tenda. Sampai di tenda saya hampir menangis dan teman-teman seregu saya malah tertawa. Saya hanya tidur-tiduran selama sisa waktu. Tibalah jam 5 sore. Langit sudah mulai gelap. Sepertinya akan mendung. Syukur kalau begitu. Biar acara api unggunnya dibatalkan.
Jam 5 sore sirine berbunyi, pertanda kami harus berkumpul di depan tenda guru. Kami diberi beberapa instruksi sebelum berjalan ke lapangan utama. Kami diminta untuk terus memakai name tag kami selama acara berlangsung dan kami harus tetap bersama-sama dengan regu kami. Setelah pembekalan selesai, kami digiring menuju lapangan utama. Karena jalanan becek dan sudah mulai gelap, kami jadi berjalan bersama-sama. Kami diperbolehkan membawa senter, tetapi tidak boleh dinyalakan selama api unggun dan pensi berlangsung, hanya untuk menerangi jalan ketika berangkat dan ketika kembali ke kemah.
Setelah sampai disana, saya melihat banyak anak sekolah lain sudah menunggu. Di tengah-tengah lapangan utama ada tumpukan kayu yang sangat besar, beserta banyak jirigen minyak tanah di sampingnya. Kami semua membentuk lingkaran di sekeliling api unggun. Acara dibuka dengan ibadat malam singkat. Lalu acara dilanjutkan salam pembuka dari kepala cabang, lalu dilanjutkan dengan menyanyi himne pramuka. Setelah itu upacara api unggun pun dimulai. Semuanya hening dan mengikuti upacara dengan baik. Beberapa anak yang memainkan senter, senternya langsung disita oleh bapak ibu guru.
Upacara api unggun berlangsung sangat hening. Ada 10 anak yang membawa obor. Mereka mengelilingi api unggun sambil mengucapkan dasa dharma pramuka. Upacara ini diikuti dengan khidmat. Lalu setelah itu mereka melemparkan obor mereka ke dalam tumpukan kayu. Beberapa bapak ibu guru datang untuk menyiramkan minyak tanah ke tumpukan kayu yang terbakar tersebut. Dengan cepat api menjalar dan membakar kayu itu. Tak lama, api unggun kami berkobar. Apinya sangat tinggi. Kami lalu kembali menyanyikan himne pramuka dan nyanyian lainnya.
Setelah acara api unggun selesai, kami diminta untuk duduk sesuai dengan sekolah masing-masing di depan panggung pensi. Acara pertama yang diadakan waktu itu adalah drama tablo dari SD Strada Bhakti Wiyata. Menurut saya cerita ini cukup inspiratif dan keren karena drama ini bercerita tentang bahaya narkoba. Ada banyak sekali penampilan sampai larut malam. Dari sekolah saya, kami menampilkan lagu dangdut yang dimainkan dengan alat musik ansambel seperti triangle, marakas, dan juga keyboard yang dimainkan oleh guru ekstra ansambel kami, Pak Kris. Setelah banyak penampilan, jumlah siswa yang menonton mulai berkurang karena banyak yang kembali sendiri ke tenda.
Jam 11 malam, hujan mulai turun. Hanya gerimis. Awalnya kami tidak boleh kembali ke tenda hingga acara selesai. Tetapi saya kabur karena hujan makin deras. Sampai tenda, saya sangat kaget karena seisi tenda bau pesing. Pasti ada kuncing yang buang air disini, pikir saya. Lalu saya hendak mengambil rok pramuka saya di ember ketika saya mencium bau pesing yang amat sangat menyengat dari sana. Rasanya ingin berkata kasar. Kucing itu kencing di rok saya. Haduh.. kok bisa? Saya lalu menyiram rok saya dengan air sampai basah. Saya tidak peduli. Yang saya pikirkan hanyalah bau kencing itu bisa hilang secepatnya. Saya lalu menyemprotkannya dengan parfum sampai parfum saya habis setengah. Saya ingin menjemurnya diluar, tetapi diluar gerimis. Saya mungkin sedang sial. Saya jadi terpaksa harus membawanya ke dalam tenda lagi dan menjemurnya di atas ember. Baunya makin nyengat saja.
Saya lalu tidur karena lelah bolak-balik ke kamar mandi hanya untuk mengurusi rok yang bau pesing. Hanya tidur-tiduran, tetapi kemudian saya tertidur. Jam 12 malam saya terbangun karena ada suara guru yang berteriak dari luar. Dia menyuruh kami kembali ke lapangan untuk mengikuti pensi kembali. Banyak juga teman seregu saya yang masih mengobrol di tenda dan tidak keluar. Saya dengar mereka bertanya-tanya tentang bau pesing itu. Saya pura-pura tidak tahu dan tidur lagi. Akhirnya saya tidur lagi.
Besok paginya saya terbangun karena ketua regu meneriaki kami. Dia menyuruh kami untuk segera mandi karena sebentar lagi akan diadakan ibadat pagi. Saya langsung menuju kamar mandi, namun lagi-lagi saya kesiangan dan kamar mandi mengantri. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak mandi dan mengganti baju di tenda. Jorok sih. Saya kemudian memakai baju pramuka saya. Baunya malah tambah menyengat. Saya lalu meyemprotkan parfum saya lagi. Sebenarnya saya agak jijik, tapi ya mau bagaimana lagi. Karena saya tidak mandi, jadi masih banyak waktu tersisa sebelum ibadat dimulai.
Saya tidur-tiduran dulu di tenda. Lalu saya ingat sesuatu. Saya melihat susunan acara kemah kami yang ditempel di depan pintu tenda. Malam tadi, jam 2 seharusnya ada jurit malam. Saya bertanya tentang jurit malam pada teman seregu saya. Dia bilang tadi malam memang ada jurit malam dan dia ikut. Namun yang ikut tidak terlalu banyak karena kebanyakan anak tertidur, termasuk saya.
Comments
Post a Comment