MEMORI KISAH MASA KECILKU 8
BAB 5: UJIAN PRAKTEK
Tak lama setelahnya, sekolah kami mengadakan yang namanya 'Musim Try Out'. Menurut saya kelas 6 ini menyiksakan, karena banyak sekali praktek dan try out. Apalagi saya juga harus bertanggung jawab jadi ketua regu pramuka. Selama kelas 6 banyak sekali kegiatan pramuka seperti kemah dan lomba-lomba. Banyak juga prakteknya, seperti kegiatan baris berbaris dan tali temali. Huh.. saya hampir gila. Apalagi saat ujian praktek. Saya semalaman menghafalkan, bolak-balik ke ruangan studio band karena disana tempatnya praktek. Disana cukup aman, mengingat lokasinya yang terpencil dan kedap suara.
Saat itu kondisi saya sedang tak sehat, dan kebetulan saat itu adalah pekan UP. Kepala saya bertambah pusing dan seperti ingin pecah ketika UP olahraga. Kami diuji untuk berlari sejauh 100 meter dan kembali lagi. Hitung-hitung totalnya 400 meter karena saya berlari bolak-balik. Kepala saya sangat pusing. Bu Marni, guru pengawas kami menyuruh saya untuk istirahat dulu dan jangan terlalu memaksakan diri. Saya sempat terpeleset dan terjatuh di jalan, namun akhirnya saya kembali berdiri dan kembali melanjutkan lari saya walau pandangan saya mengabur. Saat sampai finish, saya langsung terduduk lemas di lantai.
Lalu adalah ujian IPA yang menjelaskan tentang gerhana matahari, apalah segalanya sampai otak saya penuh. Saya harus menjelaskan menggunakan alat gerhana matahari. Saya harus menghafal seluruh isi catatan yang diberikan Bu Marni. Banyaknya catatan itu dua halaman. Bayangkan saja saya harus menghafalkan semuanya. Apa tidak gila? Akhirnya saya tampil dengan grogi dan ada beberapa kalimat yang menggantung karena saya lupa. Haah.. saya memang payah sekali.
Lalu ada lagi ujian praktek agama yang disuruh story telling lah. Saya harus menghafalkan sekitar 1 perikop kitab suci. Saat itu saya mendapatkan cerita tentang Pernikahan di Kana. Satu perikop itu sangat panjang. Menghafal lagi, menghafal lagi. Saya tidak mempersiapkan gerakan sebelumnya. Karena kalau pakai gerakan itu akan menghancurkan konsentrasi saya. Akhirnya ya saya hanya memakai gerakan sekedar melambai-lambaikan tangan karena ternyata harus pakai gerakan. Kan yang penting gerak.
Ujian praktek hari terakhir adalah bahasa inggris. Lagi-lagi saya disuruh story telling. Kali ini sedikit berbeda dari yang sebelumnya, karena sebelumnya saya melakukan UP di studio band. Kali ini kami di ruang kepala sekolah, dan yang menilai adalah kepala sekolah. Saya terkejut mendengarnya. Oh iya? Dan inilah yang membuat saya tambah grogi. Saya mengalihkan pandangan saya ke atas lemari sambil bercerita. Seharusnya saya menatap mata Bu Budi. Saya tahu saya salah. Soalnya Bu Budi tatapannya tajam sih.
Setelah itu, tak lama UN pun dimulai. Saya sudah menanti dengan tegang. Saya mengikuti UN di Ruang 2, kelas 6B. Sedangkan tas-tas kami ditaruh di kelas 2A di bawah. Saya sangat gugup. Ini pengalaman pertama saya mengikuti UN! Saya semalaman sudah belajar dengan keras. Saya begadang sambil mengerjakan soal-soal UN. Tetapi ya cukup mengecewakan. Saya sudah belajar dengan panik dari banyak sumber, dari kertas-kertas, dari buku kisi-kisi UN, dan sekarang yang keluar hanya soal-soal gampang begini? Sombong sekali. Tetapi UN hari pertama dapat saya kerjakan dengan lancar. Saya terus berkonsentrasi selama UN.
Hal yang paling memalukan ketika UN adalah ruangan kami ditegur kepala sekolah karena kami berisik. Sudah 3 kali lebih kepala sekolah bolak-balik menyuruh kami diam. Dan juga sudah sangat sering pengawas menyuruh kami diam. Tetapi kami tidak mendengarkan, dan pada akhirnya kami hanya memalukan nama sekolah karena susah diatur oleh guru dari luar. Benar-benar memalukan. Akhirnya kami seruangan dipanggil ke ruang kepala sekolah untuk dinasihati. Setelah itu kami tidak mengulangi perbuatan kami lagi.
Comments
Post a Comment