MEMORI KISAH MASA KECILKU 1
BAB 1: SAAT KECIL
Nama lengkap saya Tessalonika Shinta Ratriani. Saya lahir di Bekasi, 11 April 2005 di RS Mitra Keluarga Barat karena ibu saya bekerja disana. Waktu saya kecil, saya sering ditinggal kerja oleh ibu saya, jadi saya diurus oleh nenek saya. Saya waktu masih bayi dulu tinggal di Perumnas 3, bekas rumah kakek saya. Namun disana sering banjir, jadi kami hanya bertahan beberapa bulan saja disana, lalu mencari rumah baru.
Dari sana, saya pindah ke Bumyagara. Ini lebih dekat dengan rumah nenek saya. Kalau ibu saya mau berangkat kerja, biasanya ia mengantar saya dulu pagi-pagi ke rumah nenek untuk dititipkan. Saya dulu sangat cengeng dan manja, karena dulu saya adalah anak tunggal. Saat ibu saya akan berangkat kerja, saya mengejar motornya sampai ke depan gerbang perumahan sambil menangis. Nenek saya sampai kelelahan mengejar saya. Saya sangat dimanjakan dulu oleh mereka.
Saat umur saya 3 tahun, saya ingin sekali masuk sekolah, tetapi belum cukup umur. Akhirnya orang tua saya memasukkan saya ke playgroup. Disana kelas untuk anak berkebutuhan khusus digabung dengan anak normal. Dulu saya sering diganggu. Karena itu saya tidak tahan dan keluar dari sana.
Lalu pada saat berusia 4 tahun, saya masuk TK. TK itu letaknya dekat dengan rumah nenek saya, jadi setiap hari saya diantar dan dijemput dengan kakek saya. Disana saya punya banyak teman. Salah satu teman saya yang masih saya ingat namanya Chyntia. Dia suka mencubit anak-anak disana. Kelihatannya dia jutek sekali. Tetapi dia teman ngobrol yang seru. Saya suka mengikuti dia kemanapun dia pergi.
Setelah 2 tahun saya di TK, orang tua saya mendaftarkan saya ke SD. Awalnya saya bingung, antara SD St. Lusia atau SD Strada. Akhirnya orang tua saya memasukkan saya ke SD Strada karena orang tua saya punya banyak kenalan disana. Awal kelas 1 dulu, saya sangat malu-malu. Orang tua saya menemani sampai pulang sekolah di hari pertama. Di hari itu pula saya mendapatkan teman baru. Namanya Ethania. Dia gendut, putih, lucu. Dia sangat seru dan setiakawan. Saya sangat senang berteman dengan dia.
Saat kelas 2, kami sekelas lagi. Saya sangat senang. Wali kelas kami saat itu, Bu Eni galak sekali. Jika ada latihan yang kurang huruf sedikit saja, maka dia langsung memberi kami nilai jelek. Nilai saya menurun di kelas 2 ini. Mama saya jadi sering menasehati saya agar teliti. Tulisan saya sangat jelek, apalagi harus ditulis dengan huruf sambung. Saya yakin tidak ada yang bisa membacanya.
Di kelas 2 ini, ada yang namanya kegiatan belanja bersama. Kebetulan, sekolah Strada dekat dengan pusat perbelanjaan seperti Ramayana dan Borobudur. Waktu itu, kami mengadakan kegiatan belanja bersama. Ibu saya sudah menuliskan apa saja yang perlu dibelanjakan di kertas dan ia memberikan uang 20.000 pada saya. Saya yang belanja, kok isi kertasnya buat kebersihan rumah semua? Ada deterjen, sabun, sampo, pasta gigi, sikat gigi, hand body lotion, sabun lulur, mouthwash, hand sanitizer, karbol, lap makan, dan sebagainya. Saya pikir saya tidak membutuhkan semuanya itu. Bukankah itu keperluan ibu saya? Saya pikir juga uang 20.000 ini tidak akan cukup untuk semuanya. Lalu mana bagian saya?
Saya berjalan bersama guru-guru ke Borobudur. Disana ada Giant. Saya mulai mencari apa yang ditulis ibu saya di kertas. Saya melihat banyak anak lain yang membeli makanan ringan, permen, lolipop, dan banyak makanan enak lainnya. Mereka bisa membelinya, kenapa saya tidak? Saya mengambil permen dan makanan ringan sebanyak mungkin hingga melupakan pesan ibu saya. Bahkan sampai tidak cukup uang saya di kasir. Mbak-mbak penjaga kasirnya hanya tertawa melihat belanjaan saya yang begitu banyak, padahal uang saya hanya 20.000. Ia membantu saya mengurangi belanjaan saya yang tak perlu. Sebenarnya semuanya juga tak perlu sih.
Saat kembali ke sekolah, kami satu-satu diberikan merchandise dan kotak makan yang menarik. Saya mendapatkan kotak makan kuning bergambar Spongebob yang sampai saat ini masih saya pakai, walau gambarnya sudah menghilang. Saat pulang ke rumah, ibu saya kaget karena saya membawa satu kantong plastik berisi penuh dengan makanan ringan dan permen. Dan yang membuatnya sangat terkejut adalah, saya tidak membawa pesanannya satu pun. Ia tidak memarahi saya. Ia hanya tertawa karena dia tahu ini akan terjadi. Saya pasti akan melupakan pesanannya dan membeli apa keinginan saya. Saya memang bandel.
Lalu saya naik ke kelas 3 dengan nilai yang cukup memuaskan. Di kelas 3 ini, saya pulng sejam lebih lama dari sebelumnya. Sayang sekali, di kelas 3 ini Ethania harus pindah sekolah. Saya sangat sedih. Saya sendirian. Saya pun jadi anak yang pendiam. Di semester 2, ada seorang anak pindahan dari sekolah lain, namanya Pasya. Awalnya kami kira dia kakak kelas yang tidak naik kelas karena dia sangat tinggi. Dia saat itu mencoba akrab dengan saya dan mengajak saya mengobrol. Obrolan kami seluruhnya tentang Barbie. Kami sangat menyukai Barbie. Kami berdua juga suka menulis cerita. Saya suka menulis cerita tentang petualangan kami, bersama Barbie tentunya. Kalau saya lihat sekarang, cerita buatan saya dulu memang tak masuk akal dan terkesan lebay. Saya tertawa tiap kali membacanya.
Comments
Post a Comment