OPINI: GENETESSIE PART 1

INDONESIA SEBAGAI NEGARA BERBUDAYA DI TENGAH ARUS GLOBALISASI


Pada tahun 2004, CIA World Fact Book mengemukakan bahwa Indonesia adalah negara berpenduduk ke-4 terbanyak di dunia. Kini, tujuh belas tahun kemudian, pada tahun 2021 jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat. 


Sepenggal lirik dari lagu Darah Muda karya Rhoma Irama, ‘Masa muda masa yang berapi-api’ cukup untuk menggambarkan remaja dan pelajar zaman ini. Masa remaja sebagai pencarian jati diri, biasanya dengan mencoba hal-hal baru. Kreativitas dan keberanian untuk mencoba hal-hal baru seakan tak ada habisnya. Bahkan, sang proklamator Indonesia, Ir.Soekarno, dalam salah satu pidatonya pernah berkata, “ Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Maka, bisa dikatakan bahwa para remaja, pelajar, pemuda, dan mahasiswa adalah tulang punggung bangsa Indonesia saat ini dan harapan Indonesia di masa depan. Karena itu, agar terbentuk suatu negara maju, orang-orangnya harus memiliki karakter yang baik dan unggul.


Untuk menciptakan suatu negara dan bangsa yang maju, bangsa tersebut juga harus mencintai kebudayaannya sendiri. Namun, saat ini karena sudah memasuki era globalisasi, arus informasi dan pengaruh bangsa lain sulit dibendung terutama di kalangan remaja. Beberapa budaya kebarat-kebaratan itu tak selamanya cocok dengan budaya bangsa ini. Di tengah banjirnya pengaruh budaya asing, yang harus dilakukan kalangan anak muda saat ini adalah mencintai dan senantiasa menjaga kebudayaan lokal yang ada agar nantinya akan terus ada hingga masa yang akan datang. Kebudayaan lokal Indonesia banyak mengandung nilai-nilai, tradisi, dan karakter yang sesuai dengan karakteristik bangsa ini karena dulu kebanyakan kesenian menjadi salah satu media pembelajaran untuk menyampaikan banyak hal.



Comments

Popular Posts