SEMANGAT GENERASI MUDA BELAJAR DI MASA PANDEMI

Kepada Yth.

Kepala SMAN 5 TAMBUN SELATAN

di Tempat.


Salam sejahtera bagi kita semua.


Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena pada masa pandemi ini kita masih diberi kesehatan dan juga masih diberi rezeki oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Izinkanlah saya, Tessalonika Shinta Ratriani selaku Ketua OSIS SMAN 5 Tambun Selatan menyampaikan cerita dan keluhan saya yang selalu saya rasakan dalam diam selama belajar online.


Banyak sekali kendala yang saya temui selama saya belajar online. Saya dan teman-teman saya tidak hanya berasal dari kalangan menengah ke atas, namun kami semua disini berasal dari seluruh lapisan masyarakat yang berbeda-beda. Yang tinggal di pedesaan, mereka sangat kesulitan membeli ponsel dan kuota internet. Yang tinggal di perkotaan, terkadang memiliki suasana belajar yang tidak kondusif akibat orang tua yang bekerja terus-menerus dan tidak mau memperhatikan anaknya.


Namun dibalik semua itu, walaupun saya dan teman-teman saya semua berbeda-beda latar belakang dan kemampuan, kami semua adalah anak muda yang akan menjadi penerus bangsa di masa depan. Walaupun di rumah tidak ada yang membimbing saya belajar, saya selalu belajar lewat gawai saya, bercanda tawa bersama teman-teman, riang gembira bersama seolah kami sedang bertatap muka.


Pandemi COVID-19 ini tidak menyurutkan semangat saya untuk terus belajar dan terus maju. Kesulitan saya dalam belajar online bukanlah penghalang bagi saya untuk terus berprestasi demi masa depan bangsa ini. Dahulu para pahlawan sudah bersusah payah merebut dan memerdekakan negeri ini dari tangan penjajah. Namun kelanjutan perjuangan saya sekarang tidak bisa berhenti begitu saja karena pandemi ini. Saya sadar, jika saya menyerah dengan begitu mudahnya, maka apa kata generasi terdahulu saya?


Saya dan para siswa lain melewati belajar online ini dengan perjuangan yang berdarah-darah. Ini tidak saya lakukan secara cuma-cuma. Saya tidak ingin menjadi generasi yang hanya menjiplak jawaban dari internet. Saya belajar dengan keras agar saya mendapat hasil ujian yang murni jujur kemampuan saya sendiri. Untuk apa nilai besar jika otak saya kosong? Untuk apa orang tua saya membayar sekolah mahal-mahal jika tidak ada yang bisa saya dapat?


Saat ini tidak ada yang bisa saya lakukan selain berdiam di rumah dan terus belajar. Saya tidak bisa bertemu teman-teman saya di sekolah ataupun di luar sekolah. Pandemi ini telah mengubah dunia hampir seluruhnya. Saya dan semua generasi muda bingung sekali dengan keadaan saat ini, karena ini amat membatasi dalam saya berkarya dan belajar serta berkumpul bersama teman-teman. Saya berterima kasih kepada Bapak Ibu Guru yang masih senantiasa mengajar di sekolah walaupun di masa yang sulit ini. Tanpa Bapak Ibu Guru, saya tidak bisa apa-apa. Tanpa Bapak Ibu Guru, saya tidak bisa belajar, tidak ada yang memotivasi saya untuk terus maju.


Saya berterima kasih kepada Ibu Kepala Sekolah yang walaupun di masa pandemi ini serba sulit namun Ibu Kepala Sekolah masih memfasilitasi saya dengan kuota internet sehingga saya masih bisa mengikuti belajar secara live, dan juga menyediakan ruang kelas secara luring apabila saya memiliki kendala pada jaringan. Disamping itu semua, saya tidak akan bisa untuk membalas jasa Bapak Ibu Guru dan Ibu Kepala Sekolah. Yang saya bisa pada saat ini hanyalah belajar dan menuntut ilmu, dan membanggakan kalian semua suatu hari nanti.


Selama ini saya diam, menikmati rutinitas baru saya yang sangat berbeda dari sebelumnya. Dahulu saya bangun tidur untuk berangkat ke sekolah, tapi sekarang saya bangun tidur untuk absen kelas online, dan setelahnya tidur kembali. Hidup ini terasa hampa semenjak adanya pembelajaran online. Tapi semangat juang saya tidak akan sirna semudah itu.


Saya memohon maaf kepada Bapak Ibu Guru apabila saya banyak berbuat salah selama pembelajaran online. Ketika banyak tugas berdatangan bak banjir bandang, saya dan teman-teman berteriak seolah meminta tolong. Tidak, itu bukan kesalahan Bapak Ibu Guru. Itu semua kesalahan saya yang tidak bisa beradaptasi pada pembelajaran online ini. Saya mohon maaf apabila saya terus saja berteriak meminta pembelajaran offline diadakan. Maafkan saya yang tidak mempertimbangkan tingginya kasus penularan akibat COVID-19. Maafkan saya yang selalu menyalahkan Bapak Ibu Guru apabila saya terlambat mengumpulkan tugas. Maafkan saya karena saya jarang mengikuti pembelajaran secara live. Maafkan saya karena beribu alasan bodoh yang tidak masuk akal saya sampaikan.


Akhir kata, saya sangat bersyukur karena saya termasuk segelintir orang yang masih bisa bersekolah di masa pandemi ini. Saya sangat bersyukur karena saya masih bisa menerima pembelajaran yang layak. Saya sangat bersyukur karena masih memiliki Bapak Ibu Guru yang masih bersedia mengajar saya dan murid lainnya walaupun saat ini dalam keadaan yang genting. Saya juga sangat bersyukur karena saya termasuk segelintir orang yang bisa mengakses internet. Saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada Ibu Kepala Sekolah, Bapak Ibu Guru, staff yang selalu siap sedia kapanpun saya membutuhkan bimbingan. Terima kasih atas kesabaran Bapak Ibu Guru membimbing saya.


Masih banyak sebenarnya cerita-cerita unik dan keluhan yang ingin saya sampaikan. Saya memohon maaf apabila ada salah kata dalam surat saya ini. Saya juga mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada dewan juri yang terhormat yang bersedia meluangkan waktu untuk membaca isi hati saya selama pembelajaran online. Semoga Bapak Ibu Guru sekalian dilimpahkan kesehatan selalu dan dilindungi dari virus Corona yang sangat meresahkan ini.


Salam sehat bagi kita semua.


Bekasi, 19 Desember 2022

Ketua OSIS SMAN 5 Tambun Selatan,



Tessalonika Shinta Ratriani
























Comments

Popular Posts