REKAP 2023: CUTI NATARU
Aku Ratri. Aku hanya pemudi biasa yang berasal dari tengah
kota metropolitan, Bekasi. Sudah jelas, tidak ada yang spesial dari diriku. Aku
bukan anak yang memiliki kemampuan spesial dengan seribu kelebihan. masa
sekolahku kuhabiskan dengan menjadi ‘rumput’. Terlampau biasa
saja. Tetapi Tuhan punya rencana indah yang tak pernah kusangka untukku. Di ulang
tahunku yang ke-18, Tuhan memberiku hadiah lolos tes UNHAN. Rencana yang membawaku
pada lembar baru kehidupanku, sebuah titik balik yang akan mengubah hidupku
selamanya. Jika aku pernah membaca thumbnail
Jerome Polin di YouTube, ‘Beasiswa ke Jepang Mengubah Hidupku Selamanya’, maka
itulah aku. Beasiswa UNHAN mengubah segala kehidupanku selamanya.
Aku biasa, sudah kubilang. Orangtuaku bukan ‘orang besar’ yang memiliki gudang emas di Swiss Bank. Bukan juga orang yang sangat kesusahan. Mereka orang yang lurus, satu kata yang sangat tepat menggambarkan mereka. Segala sesuatunya cukup bagi kami. Aku diajarkan untuk selalu bersyukur dengan pemberian Tuhan, sekecil apapun itu. Prinsip itu selalu kuanut sampai sekarang. Tidak pernah aku merasa kekurangan berkat dalam hidup. Aku tahu Tuhan selalu sertaku, dia menyediakan segala yang baik adanya. Termasuk ini. Aku tahu betapa sulitnya masuk kuliah. Aku pernah ada di posisi itu. Aku pernah mengalami kekecewaan mendalam. Sebuah rencana yang telah disusun rapi jadi berantakan. Dan aku tak punya plan B. Tapi Tuhan punya.
Tahun ini, aku sudah 7 bulan lebih meninggalkan rumah. Dimulai
sejak bulan Mei 2023, aku mengikuti seleksi tes offline di UNHAN, demi mengejar impianku. Sejujurnya dari bulan
Februari 2023, pertama kali pembukaan PMB UNHAN, aku sudah sering keluar-keluar
untuk mengurus berkas-berkas. Puji Tuhan, pada tanggal 16 Mei 2023, aku
dinyatakan lulus di UNHAN. Rasa kecewaku akibat gagal SNBP dan dilema tidak ikut
SNBT akhirnya menguap entah kemana. Aku bersyukur sekali. Aku tak habis pikir,
aku tak tahu lagi mau kemana jika aku tidak lolos di UNHAN. Tentu kedokteran swasta
atau jalur mandiri bukan pilihan yang tepat, apalagi aku mengorbankan UTBK,
yang sudah kupersiapkan dari setahun sebelumnya.
Singkat cerita, aku berangkat diksarmil ke Akmil selama 3
bulan, dan kembali ke UNHAN pada 25 Agustus 2023. Di sinilah kehidupan nyataku
dimulai, sebagai seorang mahasiswa kedokteran. Bukan sembarang kedokteran,
melainkan kedokteran militer. 4 bulan pertama menyandang pangkat prajurit
kadet, aku belajar lagi, banyak hal. Setelah mengalami tempaan yang keras di
Akmil, aku dibina dan ditempa kembali. Awalnya kurasa, sepertinya sama saja. Tetapi
lama kelamaan kurasakan suatu hal. UNHAN adalah rumahku selama 6 tahun ke
depan. UNHAN tempatku pulang di saat aku kehilangan arah. UNHAN tempatku belajar
kehidupan, hal-hal yang tak kudapat di rumah.
Setelah 4 bulan, aku mulai merasa nyaman. Ya, di sinilah
tempatku sebenarnya. Dan aku bangga, sebagai kadet UNHAN. Orangtuaku sangat
bangga, semua orang di perumahan tahu. Mulailah di akhir bulan November 2023,
ada wacana cuti dari Kelompok Komando Batalyon Remaja, Yon 4. Aku merasa kaget. Benarkah cuti? Kupikir
awalnya tidak cuti juga tak apa, toh aku di UNHAN terawat dengan baik. Kehidupan
kami di sini sejahtera, dan aku sudah merasa ini rumahku. Aku setiap akhir pekan
juga bisa berkomunikasi dengan orangtuaku melalui telepon Telegram. Jadi kupikir,
aku tidak serindu sangat itu. Dan aku juga tidak tahu apa yang akan kulakukan
di rumah. Apakah cuti kali ini akan membosankan?
Seiring berjalannya waktu, mendekati cuti, aku berpikir
kembali. Rasa khawatir mulai bermunculan di otakku. “Aduh, apakah lepas cuti
aku gemuk? Nanti morilku turun. Nanti jadi kangen rumah. Nanti sifat sipilku
muncul lagi, bla bla bla,” dan
seterusnya, membuatku semakin ragu. Tetapi di suatu Minggu aku menelpon
orangtuaku, ada hal yang benar-benar tidak kusangka. Mereka menyiapkan segalanya,
rengiat cutiku padat. Aku sangat terharu. Entah kenapa, tiba-tiba aku jadi
tidak sabar cuti. Segera ku-packing
barang-barangku dengan semangat membara. Apalagi kuingat, tanggal 20 Desember
adalah hari ulangtahun adikku tercinta.
Orangtuaku menjemput usai apel keberangkatan cuti di depan
AMP. Aku langsung disambut hangat oleh mereka. Aku jadi merasa.. pulang kembali
ke rumah. Segera kami berangkat ke tempat Pestakor Jayakarta. Hari pertama,
kuhabiskan waktu hingga malam bersenang-senang di tempat Pestakor. Aku mengajak
adikku sebagai pasanganku, sekaligus mengenalkannya dengan atasan dan senior. Kupikir
awalnya, Pestakor akan sangat membosankan. Tapi ternyata tidak. Kami, prajurit
kadet, benar-benar disambut hangat di Pestakor ini. Kami bernyanyi bersama, bermain
game konyol, berjoget ria, mnghilangkan kesan senior-junior sejenak sampai
lupa hari telah malam. Malam itu malam pertama aku tidur di kasurku kembali. Aku
jadi tertawa sendiri. Kasur keras Akmil, Mess Serayu, matras, kasur tipis Plempungan,
lantai dingin, tanah, rumput, aspal pernah kutiduri. Dan aku sekarang benar-benar
kembali ke rumah.
Hari pertama, aku bangun pagi-pagi, dilanjutkan berdoa dan
peregangan. Hari ini, aku akan ke sekolah adikku untuk mengambil rapot dan cap
SIJ di Koramil Bantar Gebang. Adikku bersekolah di SMP Santa Lusia, yang juga
merupakan SMP-ku dulu. Banyak telah berubah. Aku tak sadar, sudah 4 tahun. Aku bertemu
dan bersalaman dengan para guru lamaku. Dan Puji Tuhan, mereka masih
mengingatku. Aku bersyukur sekali. Aku mengajak adikku mengitari gedung
sekolah, termasuk lewat jalan belakang, dimana aku dan teman-temanku suka makan
di sana. Tidak ada yang berubah. Semua masih sama. Jalan belakang basecamp kami masih seperti dulu.
Besoknya, kami menginap di rumah dinas Bapak di SMK Telkom
Jakarta. Sore hari, kami jalan-jalan di Pantai Indah Kapuk. Banyak hal telah
berubah. Lebih dari 7 bulan aku tidak ke sana, ternyata pembangunannya pesat
sekali. Kawasan elit tersebut jadi semakin ramai. Aku memutuskan untuk lari
sore di Jogging Track Pantai Maju,
tepat di pinggir laut. Setelah lari, aku bersantai sejenak di By The Sea Dept. Store sambal makan cheesecake yang menurutku harganya sangat
mahal, namun manis dan enak. Setelah itu dilanjutkan berjalan-jalan di PIK,
naik perahu, makan es krim hingga tak terasa malam menjelang. Aku senang bisa berekreasi dengan keluargaku kembali, walau dengan sangat sederhana. Aku sangat menikmatinya.
Hari-hari selanjutnya kuhabiskan dengan menyelesaikan PO olahraga Resimen Korps Kadet, dan tentu membantu orangtua dan mbahku menjelang Natal. Malam itu, aku
membantu mama membuat kue sagu keju hingga pagi. Melelahkan memang, tetapi
menyenangkan, seperti Natal tahun lalu. Aku juga pergi ziarah ke makam Mbah Kakung, role model, panutanku. Beliau
yang memotivasiku untuk menjadi dokter militer. Beliau juga yang sangat
menyayangiku, membanggakanku selalu sebagai cucu kesayangannya. Beliau berpulang
ke rumah Tuhan tahun lalu, tanggal 24 November 2022, tepat ulang tahun
pernikahannya ke-50. Tetapi aku masih mengenangnya sampai saat ini. Saat morilku turun dan merasa capek di Akmil, aku berdoa minta kekuatan pada beliau.
Saudara datang dari segala penjuru. Rumah Mbah Uti
kedatangan tamu. Sepupuku dari Cimahi pun datang setelah lama tak berjumpa. Aku
memakai baju dinas PDPM kebanggaanku. Kami menghabiskan waktu bercengkrama. Kini
aku betul-betul merasakan kehangatan rumah, apa yang aku rindukan sebenarnya. Walaupun
rasanya panas dan lelah, tetapi aku puas. Malam Natal, aku pergi ke gereja. Ini
kali pertamaku ke gereja bersama keluarga kembali setelah 7 bulan ke gereja hanya bersama teman-teman Katolik, sampai rasanya hampir bosan. Di hari Natal itu, aku berdoa mengucap syukur pada Tuhan atas tahun 2023 ini, betul-betul tahun penuh perjuangan, berderai darah, keringat, dan air mata. Tidak ada yang ringan jika hanya dibayangkan. Rasanya tahun ini amazing sekali dan terkesan tidak mungkin. Tetapi Tuhan memberi jalan. Aku tak akan pernah melupakan tahun 2023.
Tanggal 26 Desember, aku berangkat ke Salatiga, rumah Mbah Solo. Perjalanan
yang lama itu tidak terasa membosankan, sebab pemandangannya indah. Puji Tuhan,
tidak ada halangan apapun dalam perjalanan, sehingga dapat sampai tujuan dengan
selamat tanpa kekurangan suatu apapun. Perjalanan kurang lebih menghabiskan 7
jam dengan mobil pribadi. Sesampainya di sana, kami langsung disambut hangat
oleh Mbah Solo. Ada juga Om Coe dan Dungdung, sepupuku yang masih kelas 1 SMA. Mbah
solo ternyata juga memelihara anjing berusia 8 bulan, namanya Si Kecil. Si
Kecil suka sekali bermain denganku, begitupun aku.
Rumah Mbah Solo memang kecil, karena beliau tinggal sendiri
semenjak kepulangan mbah uti solo ke rumah Tuhan pada tahun 2011. Tetapi halamannya
sangat luas. Ada kontrakan, makam Mbah Uti Solo yang megah, pekarangan pohon, kolam
lele, Gua Maria, tempat duduk bersantai, parkiran, bahkan masih ada sisa tanah
kosong yang kira-kira seluas lapangan basket. Setiap sore aku suka berjalan-jalan
mencari udara segar, sambal menikmati hiruk-pikuk Kota Salatiga bersama adik
dan sepupuku. Kami bahkan pernah jalan jauh kurang lebih 2 km dengan medan
Salatiga yang turun-naik demi makan es krim di Mixue. Sepanjang jalan
kami mengobrol dan saling bercerita tentang pengalaman kami sehingga tidak terasa rasa lelah.
Selama di Salatiga, kami berjalan-jalan ke Klaten, rumah
teman Mbah Solo dan makan ikan bakar yang sungguh lezat sekali di pinggir Rawa
Pening. Rasanya sudah lama tidak makan ikan bakar, jadi berkali-kali lipat
lebih lezat. Tempe mendoannya pun enak sekali. Ya, maklumkanlah. Dasar prajurit kadet
baru keluar kandang, semuanya diembat. 5 hari di Salatiga tidak terasa. Ternyata sudah waktunya
pulang. Kami pulang tanggal 30 Desember. Sejujurnya agak berat meninggalkan Mbah Solo sendirian. Tetapi kami harus kembali ke Bekasi karena orangtuaku
sudah akan mengakhiri masa cuti, begitupun aku yang harus kembali tanggal 1
Januari.
Malam tahun baru kami rayakan dengan makan-makan pudding dan
kue tart, sekaligus malam terakhir cutiku. Tidak terasa sekali, sudah waktunya
pulang besok. Sepertinya aku akan merindukan rumah, tetapi aku lebih rindu lagi
dengan suasana UNHAN. Entahlah, aku tak peduli, sepertinya berat badanku naik. Aku
memakan semua yang tidak ada di UNHAN. Tetapi satu hal. Mulai besok aku harus
kembali lagi ke mode prajuritku yang militan dan sangar. Semua sifat sipilku
harus kutinggalkan di rumah bersama kenangan indah cuti. Besok aku kembali lagi ke
kehidupan nyataku, siapa aku sebenarnya, dan tujuan hidupku, yaitu sebagai
kadet mahasiswa UNHAN.
Pagi tanggal 1 Januari, aku merasa aku punya waktu cukup
longgar sebelum keberangkatan sore nanti. Aku memutuskan untuk lari pagi di
sekitar komplek tempat tinggalku, sekaligus melewati sekolah lamaku yang
jaraknya 500 meter dari rumah. Aku seperti bernostalgia kembali masa SMA dulu. Teringat
para guruku dan sekolahku sudah cukup baik sekarang. Sekarang sedang dibangun
gapura yang megah di depan gerbang. Kurang lebih 1 jam, aku kembali ke rumah
untuk packing. Sedikit pembersihan,
lalu beristirahat, menyiapkan diriku untuk perjalanan kembali.
Aku diantar oleh orangtua, adik dan Mbah Uti sampai depan
mess. Barang bawaanku banyak sekali sebab penuh dengan oleh-oleh. Ya, selamat datang
kembali di Mess Srikandi. Di depan mess, sebelum pergi aku berpamitan dan berpelukan
dengan kedua orangtuaku, sambil meminta doa untuk kelancaran studi dan
kesehatan. Aku tahu ini mungkin berat, tetapi aku harus menghadapi ini, demi
diriku sendiri, demi masa depanku yang lebih cerah. Cuti kali ini meninggalkan bekas di hatiku. Sungguh
aku bahagia bisa cuti di tingkat pertama. Aku bersyukur, tidak ada pelanggaran
atau halangan selama cuti kemarin. Cukup baik untuk mengawali tahun 2024 yang lebih baik.
Ya, itulah ceritaku, tentang Cuti Nataru 2023. Mungkin lain waktu aku akan membuat cerita tentang rekap full 2023, tentang Diksarmil yang penuh lika-liku dan UNHAN kuliah ver. Sampai ketemu!
bagus banget eca.
ReplyDeleteterharu bacanya. semoga kamu sukses selalu, sehat dan lancar, diberikan kemudahan. amin
Tetap semangat dalam perjuangan yang penuh sukacita dan selalu rendah hati untuk menyambut Berkat Tuhan yang akan datang. Persoalan jangan di cari, persoalan datang pantang lari, Tuhan memberkati.
ReplyDelete