Jangan Pergi
Aku paling hebat dalam menunggu
Satu dua minggu tidak ada kabar darimu
Adalah makanan pokok jika ingin bersama orang sehebat kamu
Yang sibuknya luar biasa
Yang waktunya tidak pernah terbagi rata
Yang kegiatannya selalu ada saja
Aku paling hebat dalam memahami
Satu dua kali janji bertemu kamu batalkan
Itu bagai kudapan sehari-hari
Aku tidak marah, apalagi sampai benci
Kecewa?
Kuusahakan tidak
Hanya saja harus menelan kembali rindu yang sudah sampai
tenggorokan
Dan siap dimuntahkan tidak pernah semudah kelihatannya
Aku paling hebat dalam mengalah
Satu dua kali mengesampingkan apa yang kurasa
Demi kita yang baik-baik saja adalah hal lumrah
Itu rela yang kulakukan meski tidak pernah kau minta
Untukmu aku senantiasa mengalah begitu saja
Aku ingin kamu baik-baik saja
Aku ingin kita baik-baik adanya
Aku paling hebat dalam mencintaimu
Satu dua kali kujauhkan mereka yang menawarkan diri
Apa daya, hanya dirimu yang aku mau
Jangankan semua lebihmu
Bahkan kurangmu pun kupeluk, kurangkul, kujaga sedemikian rupa agar tidak merusak
Sudah paham? Belum?
Sini kujelaskan sedikit lagi
Jika orang-orang memintaku untuk melupakanmu
Mereka harus mencoba berdiri di tempatku barang sejenak
Biar mereka merasakan seluruh sukacita bersamamu yang telah kukecap
Jika orang-orang menyuruhku untuk meninggalkanmu
Mereka harus mencoba berada di tempatku barang secercah
Biar mereka paham bagaimana mungkin jauh darimu dunia tetap berwarna cerah
Dan jika orang-orang menyarankanku untuk bersama selain kamu
Mareka harus mencoba berada di tempatku barang sedetik
Biar mereka lihat bahwa hanya denganmu semua bahagia mudah dipetik
Sudah paham? Belum?
Biar kuringkaskan
Hanya denganmu aku bisa seperti ini
Kamu begitu berarti
Jangan pergi
###
Hanya sebuah catatan kecil berbentuk puisi untuk 'Dia'
'Dia' yang begitu jauh dari diriku
Yang bahkan kami belum pernah bertemu
Namun entah mengapa bercengkrama lewat pesan dengannya membuatku nyaman
Sekaligus khawatir di saat bersamaan
Aku khawatir, disana dia tidak baik-baik saja
Aku khawatir akan segala tentang dirinya
Namun aku tidak yakin apakah dia mengkhawatirkanku
Atau perkataan manis dan perbuatan baiknya selama ini hanya sekedar balas budi?
'Dia' selalu menenangkanku lewat tutur sopan dan doa-doa baiknya
'Dia' seolah menerbangkanku ke langit ketujuh
Tanpa tahu kapan ia akan menjatuhkanku kembali tanah
Aku seringkali bertanya-tanya
Apa aku jatuh cinta sendirian?
Aku selalu mencintai 'langit', bahkan jika 'langit' tidak menyukaiku
Apapun warnanya, gelap maupun cerah, 'langit' tetaplah hal yang indah bagi diriku
Comments
Post a Comment